Bareksa.com - Investasi saham langsung dan reksadana berbasis saham menjadi rekomendasi untuk investor agresif di awal tahun ini, mempertimbangkan fenomena pasar saham bergairah yang disebut January Effect.
Tim Analis Bareksa merekomendasikan akumulasi saham-saham berkapitalisasi besar seperti BBRI, BBNI, MYOR, MAPI, ACES, SMRA, BSDE dan EXCL. Hal tersebut didasari oleh aliran dana asing yang kembali ke pasar saham Indonesia.
Total pembelian asing hingga 4 Januari 2024 mencapai Rp 1,47 triliun (sejak awal tahun/YTD). Tingginya minat asing bisa menjadi asa bagi pasar saham negara berkembang termasuk Indonesia yang saat ini diperdagangkan di valuasi murah yakni 13 kali PE (rasio harga terhadap laba) atau berada di sekitar -1 standar deviasi.
Pasar saham Indonesia diproyeksikan akan lebih bergairah tahun ini didukung oleh beberapa potensi perkembangan positif seperti inflasi yang terjaga, pemangkasan suku bunga acuan global, perlambatan ekonomi yang moderat (soft landing) dan penguatan nilai tukar Rupiah. Secara historis, tahun Pemilu merupakan tahun yang baik bagi investor saham karena selama 4 pemilu terakhir pasar saham rata-rata membukukan kinerja positif.
Ekonomi Indonesia pada masa Pemilu diuntungkan dari peningkatan belanja masyarakat berkat penyaluran bantuan sosial dari pemerintah, meredanya dampak El Nino dan terkendalinya inflasi di kisaran 2,5-3%. Dari kacamata investor asing, realisasi defisit APBN 2023 sebesar 1,65% dari PDB menunjukkan kedisiplinan fiskal pemerintah sehingga membuat instrumen SBN Indonesia lebih menarik dibandingkan negara lain yang memiliki defisit besar.
Tim Analis Bareksa melihat saham-saham komoditas belum bakal naik pada kuartal pertama tahun ini mengingat masih belum jelasnya penyelesaian krisis sektor properti di China yang menjadi tujuan utama ekspor unggulan Indonesia. Jumlah produksi nikel olahan yang melimpah berpeluang memperparah kondisi kelebihan pasokan nikel, sehingga membuat kinerja emiten nikel akan mengalami koreksi. Harga batu bara kemungkinan juga akan turun seiring dengan gerakan global yang berfokus kepada energi hijau (go green).
Beli Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund
Beli Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor
Terakhir, investor juga bisa mengakumulasi reksadana saham berbasis saham-saham berkapitalisasi besar untuk mendapatkan keuntungan yang optimal selama di bulan Januari. Tim Analis Bareksa merekomendasikan Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A, Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index Fund, BNP Paribas Sri Kehati dan Avrist Indeks LQ45.
Tabel Reksadana Rekomendasi Bareksa Insight
Reksadana Indeks | Dana Kelolaan | Imbal Hasil | |
1 Bulan | 1 Tahun | ||
Rp864 Miliar | 3,66% | 14,97% | |
Rp 30,63 Miliar | 4,12% | 11,12% | |
Rp555 Miliar | 5,40% | 9,64% | |
Rp3,23 Triliun | 3,36% | 10,34% |
Sumber: Bareksa, data per 5 Januari 2024, Dana Kelolaan per November 2023
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana